PADA tahun 1980, sutradara film Fritz G Schad, tengah menyutradarai film "Sakura dalam Pelukan". Pada saat penggarapan film itu Fritz mendengar master album Selangkah ke Seberang milik Fariz RM. Fritz tertarik dengan musik lagu "Selangkah ke Seberang", lalu dia menemui Fariz dan meminta lagu untuk film Sakura dalam Pelukan dengan gaya musik seperti "Selangkah ke Seberang".
Fariz lalu menyanggupi dan menulis lirik lagu dengan judul "Sakura". Menurut Fariz, lagu "Sakura" dibuat berdasarkan skenario. Yaitu tentang kisah inses dimana seseorang jatuh cinta pada kakaknya sendiri yang terpisah selama sekian lama karena pindah ke Jepang.
Lagu "Sakura" kemudian direkam bersama dengan lagu "Selangkah ke Seberang" dalam arransemen baru.
Lagu "Sakura" dibuka dengan denting piano, dan vokal Fariz masuk bagian verse, kemudian menyusul nada-nada khas etnik Jepang yang dimainkan dalam denting piano, disusul hentakan musik funk bit up tempo. Bagian reffrain lagu ini iramanya diubah menjadi hustle up tempo.
Lucunya ketika album Sakura dirilis tahun 1980, banyak yang menyangka bahwa itu album solo pertama Fariz RM. Padahal album pertama Fariz RM adalah Selangkah ke Seberang produksi Pramaqua. Album Selangkah ke Seberang sengaja ditahan, karena gaya musiknya terlalu ngedance. Ketika album Sakura sukses di pasaran, album Selangkah ke Seberang dirilis di pasaran pula.
Tahun 1989, Fariz mendaur ulang lagu "Sakura" dalam sentuhan musik latin pop di album Hitz.
Pada tahun 2001, penyanyi pop Rossa mendaur ulang lagu "Sakura". Menyusul Chrisye yang mendaur ulang lagu "Sakura dalam Pelukan" di album Dekade (2002).
Foto: istimewa
0 Komentar